Peristiwa tragis ini bermula saat hujan deras mengguyur kawasan tersebut sekitar pukul 21:54 WITA. Habel yang sedang bertugas mengarahkan kendaraan di area parkir gereja, tidak menyadari adanya saluran air terbuka di belakangnya hingga akhirnya terjatuh dan terseret arus yang deras.
Beberapa warga yang berada di lokasi kejadian berupaya memberikan pertolongan, namun derasnya arus menyulitkan proses penyelamatan. Setelah upaya pencarian oleh warga tidak membuahkan hasil, tim SAR dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Makassar segera dihubungi untuk melakukan evakuasi korban.
Proses pencarian korban melibatkan tim gabungan yang terdiri dari Damkarmat Makassar, Basarnas, Relawan Damkar Makassar, dan potensi SAR lainnya. Tim segera melakukan penyisiran di sepanjang saluran air yang terhubung dengan kanal Jembatan Merah. Setelah sekitar dua jam pencarian, korban akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di saluran pembuangan air yang berjarak kurang lebih satu kilometer dari lokasi jatuhnya korban.
Kepala Seksi Pengendali Operasi Penyelamatan Damkarmat Kota Makassar, Idham Khalid, mengonfirmasi penemuan korban dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan. “Kami turut berduka cita atas kejadian ini. Semoga keluarga korban diberi ketabahan dalam menghadapi musibah ini,” ujarnya.
Idham Khalid juga mengimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dalam beraktivitas di sekitar saluran air, terutama saat terjadi hujan deras. Ia menekankan pentingnya kewaspadaan untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.
“Kami menghimbau kepada masyarakat agar pada saat hujan deras atau banjir berhati-hati beraktivitas di daerah sekitar parit, kanal, atau sungai. Terutama anak-anak harus diawasi atau bahkan dilarang bermain di sekitar area tersebut demi keselamatan mereka,” ungkapnya.
Menurut Idham, saluran air yang meluap dan derasnya arus sering kali menjadi ancaman serius, terutama di kawasan dengan sistem drainase terbuka. Oleh karena itu, ia meminta warga untuk lebih waspada dan segera melaporkan kondisi yang berpotensi membahayakan kepada pihak berwenang.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi warga sekitar akan pentingnya infrastruktur drainase yang lebih baik. Salah seorang warga setempat, Rahmat (39), menyampaikan harapannya agar pemerintah kota dapat meningkatkan keamanan di sekitar saluran air. “Kami berharap ada tindakan dari pemerintah, seperti pemasangan penutup got atau tanda peringatan di area rawan, agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi,” ujarnya.
Sementara itu, pihak Gereja Bukit Zaitun juga turut menyampaikan rasa duka atas kehilangan salah satu petugas parkir yang telah bertugas selama bertahun-tahun di gereja tersebut.
“Kami merasa sangat kehilangan sosok Pak Habel yang sudah menjadi bagian dari keluarga besar gereja. Beliau adalah sosok yang ramah dan pekerja keras,” ujar seorang jemaat gereja.
Musibah ini menjadi peringatan bagi masyarakat Makassar untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di tengah kondisi cuaca ekstrem yang kerap melanda kota. Pihak berwenang diharapkan dapat mengambil langkah-langkah preventif guna menghindari kejadian serupa di masa mendatang.
Jenazah korban saat ini telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. Kejadian ini diharapkan menjadi pelajaran penting bagi masyarakat agar selalu berhati-hati dan memperhatikan keselamatan di lingkungan sekitar. (And)