Mediasulsel.id, Makassar,Menyikapi terkait adanya komplain tetangganya, owner Rumah Makan Boneta, Adi Akbar, mengatakan, itu hanya kesalahpahaman berlatarbelakang dendam.
Dimana sebelumnya, Rumah Makan Bone Tamparang (Boneta) yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan Kelurahan Kapasa, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Telah diberitakan oleh salah satu media online beberapa waktu lalu.
Karena menganggap pengelola rumah makan membuang limbah bukan pada tempatnya.
Youke Nelwan, pemilik rumah di sisi kanan rumah makan tersebut mengaku, sejak RM Boneta (Bone Tamparang) beroperasi, mereka tidak peduli keluhan dan kerugian warga.
Perempuan tersebut mengaku tersiksa karena asap dari area pembakaran ikan rumah makan tersbut. Limbah sisa makanannya juga kerap mengeluarkan aroma kurang sedap.
Youke Nelwan mengatakan, pemilik restoran menempatkan dapur dan tempat pembakaran ikan di sisi dinding rumahnya.
“Parahnya, dapur tersebut tidak dilengkapi cerobong untuk menyalurkan asap ke udara,” kata Youke Nelwan, Senin (22/4/2024).
Ibu rumah tangga asal Manado itu mengaku, batas rumahnya dengan RM Boneta hanya tembok dinding bangunan miliknya.
Youke Nelwan mengaku terganggu oleh asap yang keluar dari dapur rumah makan dengan bahan utama ikan tersebut.
“Itu, karena hanya dibatasi dinding maka setiap hari asap pembakaran ikan masuk ke rumah,” kata Youke Nelwan.
Tetangga itu juga mengaku, atap, dinding, plafon hingga sejumlah perabot rumah berubah warja menjadi hitam.
Di rumah itu, suami Youke Nelwan menjalankan usaha bengkel sehingga banyak motor pelanggannya yang parkir menunggu giliran service.
Youke Nelwan mengaku, sebagai usaha bengkel motor, otomatis banyak juga bahan-bahan di rumah tersebut yang mudah terbakar.
Dia khawatir asap dari dapur pembakaran ikan tetangganya bisa memicu kebakaran.
“Setiap hari, asap dari dapur RM Boneta membuat kami tersiksa, mata jadi perih karena terkena asap bercampur aroma bumbu,” katanya.
Youke Nelwan menyinggung juga adanya bau menyengat yang dia duga berasal dari limbah yang mengalir ke selokan.
Adi Akbar menjelaskan, awalnya, tetangganya itu yang mengurusi perparkiran ketika Rumah Makan Boneta itu beroperasi.
Tetapi karena ada pertimbangan lain yang kurang etis diungkap di media maka yang bersangkutan tidak lagi menangani perparkiran.”Ungkapnya
Adi Akbar juga mengatakan, dimana ketika di awal-awal RM Boneta beroperasi, hubungan dengan tetangganya itu relatif baik.
Bahkan, Adi Akbar mengklaim, dirinya yang membuatkan kanopi bengkel tetangganya itu. Dan termasuk membiayai penebangan pohon di situ.
Adi Akbar mengakui, memang sudah jarang ke RM Boneta karena sudah mempercayakan pengelolaannya ke manajer. Apalagi setelah dia mulai aktif di ranah politik.
Anggota DPRD Kota Makassar terpilih 2024 dari PKS itu mengatakan, pengelolaan RM Boneta itu sudah ditangani sepenuhnya oleh manajer.
Sebagai owner Adi Akbar pun mengaku sudah tidak terlibat langsung lagi operasional rumah makan.”ucapnya
Terkait soal pembuangan limbah, Adi Akbar mengatakan, kondisi tanah di sana sudah tercemar sebelum dia memulai usaha rumah makan.
Lebih jauh dirinya menuturkan, untuk mendapatkan air bersih pun harus membuat sumur dengan kedalaman 30 meter lebih.
Dan kalau posisi got, Adi Akbar mengatakan, ketika memulai usahanya belum ada got besar di lokasi Rumah Makan Boneta itu
Tapi setelah pemerintah selesai membangun got besar air pembuangan langsung ke got besar.
Terpisah, Pihak Manajemen Rumah makan Bone Tamparang (Boneta) yang terletak dijalan Perintis Kemerdekaan Kelurahan Kapasa akhirnya angkat bicara terkait pemberitaan yang dimuat salah satu media online yang menyudutkan RM Boneta atas pencemaran asap dan saluran pembuangan limbah
Hal ini diungkap manajemen RM Boneta, Arif yang ditemui media untuk memberikan klarifikasinya, menurut Arif sejak berdirinya RM Boneta pihak management dan warga setempat alias tetangga yang terletak pas disamping rumah makan terbilang baik baik saja, bahkan dia sering memberi masukan kepada kami.
Diantaranya saluran pembuangan limbah, pembatas bangunan berdinding bahan seng itu semua usulan dari nya.
Akan tetapi seiring berjalannya waktu, tiba-tiba sikapnya berubah. Kami menduga perubahan sikap itu berawal saat kami tidak lagi menfasilitasinya
“Kami tau etika pak dimana kami posisikan diri kami sebagai tamu, jadi kami beri fasilitas seperti lahan parkir agar memudahkan dan terjalin kekeluargaan bersama tetangga,” ungkap Arif.
Menurut Arif, Sejauh ini belum pernah ada laporan warga terkait hal tersebut, kecuali tetangga sebelah rumah.
Mungkin karena kami dari pihak manajemen sudah tidak lagi memberi fasilitas yang biasa dia dapatkan dari pihak RM Boneta.
“Kami tidak beri fasilitas itu lagi, dikarenakan sikapnya yang arogansi terhadap karyawan”
Apalagi ia sering marah ketika karyawan kami terlambat memberi pelayanan terhadapnya.
“Seolah ia tidak mengerti saat ramai pengunjung, padahal kami berikan ia gratis”
Lebih jauh dirinya menuturkan terkait tudingan pembuangan limbah itu, kami memakai penampungan dan penyaringan serta beberapa kali kami menyedot memakai mobil tinja.
Terkait dari tuntutan tetangga, kami dari pihak manajemen pun berjanji akan membuat dinding tembok dan cerobong asap dalam waktu dekat ini.
Terpisah, Abdullah selaku Kasi Trantib Kecamatan Tamalanrea saat di konfirmasi. Membenarkan adanya laporan terkait hal itu.
Dirinya mengatakan, terkait adanya laporan itu, kami pun meninjau langsung di lokasi guna memastikannya.
“limbah dari RM Boneta itu sudah ditindaki, mereka memakai penampungan yang tersaring sebelum keluar dari got, dimana setiap seminggu sekali melakukan pembersihan dan mengangkat limbah tersebut dari penampungan nya.”Ucap Abdullah Kasi Trantib Kecamatan Tamalanrea. Saat meninjau langsung dari lokasi tersebut. (*)