Gempa Poso 5,8 SR Guncang di Hari Kemerdekaan, 433 Warga Terdampak dan Puluhan Luka-Luka

oleh -3675 Dilihat
oleh
Poso
Gempa 5,8 SR Guncang Poso

mediasulsel.id – Poso, Sulawesi Tengah – Perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia diwarnai duka. Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,8 mengguncang Kabupaten Poso pada Minggu pagi, 17 Agustus 2025, sekitar pukul 06.38 WITA. Getaran kuat yang berlangsung hampir 15 detik itu membuat warga panik dan berhamburan ke luar rumah.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat episentrum gempa berada di darat, sekitar 13–18 kilometer barat laut Poso, pada kedalaman 10 kilometer. Guncangan terasa cukup keras di sejumlah desa di Kecamatan Poso Pesisir, seperti Masani, Tokorondo, Towu, Pinedapa, Tangkura, dan Lape.

Di Kabupaten Sigi, gempa juga dirasakan dengan intensitas sedang selama tujuh detik, meski tidak menimbulkan kerusakan berarti.

Korban dan Kerusakan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengonfirmasi adanya kerusakan serius pada Gereja Jemaat Elim di Desa Masani. Peristiwa ini menyebabkan 10 jemaat yang tengah beribadah mengalami luka-luka. Mereka langsung dilarikan ke Puskesmas Tokorondo untuk mendapatkan perawatan.

Selain itu, BPBD Sulawesi Tengah mencatat sejumlah kerusakan lain, termasuk satu rumah warga di Desa Lape yang mengalami rusak ringan serta bangunan sarang burung walet di Desa Ueralulu yang terdampak.

Total terdapat 29 korban luka, dengan rincian:

Ratusan Warga Terdampak

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulawesi Tengah, Andi Sembiring, melaporkan bahwa Desa Masani menjadi wilayah paling parah terdampak. Sebanyak 433 jiwa dari 184 kepala keluarga kini harus bertahan dalam kondisi terbatas sambil menunggu bantuan.

Kebutuhan Mendesak di Lapangan

BNPB bersama BPBD, TNI-Polri, dan relawan hingga Minggu sore masih melakukan asesmen di lokasi. Sejumlah kebutuhan mendesak yang dibutuhkan warga antara lain:

Imbauan BNPB

Kepala BNPB Suharyanto mengingatkan masyarakat tetap waspada terhadap potensi gempa susulan. Ia meminta warga menjauhi bangunan retak, mencari tempat aman, dan menyiapkan tas siaga bencana berisi kebutuhan pokok.

“Masyarakat diminta tetap tenang dan waspada. Penanganan darurat terus dilakukan dengan koordinasi bersama pemerintah daerah,” ujar Suharyanto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.