
mediasulsel.id – Makassar – Kepala Sekolah SMP Yayasan Harapan Bakti, Surya, memberikan klarifikasi resmi terkait pemberitaan sebelumnya yang menyorot dugaan ketidaksesuaian jumlah siswa di sekolah tersebut. Ia menegaskan, seluruh data siswa maupun guru telah tercatat secara sah dan transparan dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Berdasarkan data resmi Dapodik Semester Ganjil Tahun Ajaran 2025/2026, jumlah peserta didik di SMP Harapan Bakti tercatat sebanyak 36 orang, dengan komposisi 18 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Sementara jumlah pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) sebanyak 13 orang, terdiri dari 11 guru dan 2 tenaga kependidikan.
“Data sekolah kami transparan dan bisa dicek langsung di Dapodik. Jadi tidak benar kalau ada yang menyebut data siswa tidak sesuai. Semua tercatat resmi dan bisa diverifikasi publik,” tegas Surya kepada mediasulsel.id, Jumat (22/8/2025).
Data Resmi Jadi Acuan Kebijakan Pendidikan
Surya menambahkan, Dapodik merupakan rujukan utama pemerintah dalam berbagai kebijakan pendidikan, mulai dari penyaluran dana BOS hingga evaluasi mutu sekolah. Karena itu, ia berharap masyarakat maupun media mengacu pada data resmi agar tidak terjadi kesalahpahaman.
“Kalau ada informasi berbeda di lapangan, itu mungkin karena miskomunikasi. Yang pasti, data resmi sekolah ada di Dapodik, dan itu yang menjadi dasar pemerintah dalam menentukan kebijakan,” jelasnya.
Administrasi Lengkap Jadi Syarat Validasi
Lebih lanjut, Surya menekankan bahwa setiap data yang diinput ke dalam sistem Dapodik harus melalui verifikasi dokumen resmi siswa, antara lain kartu keluarga, ijazah SD, dan akte kelahiran. Prosedur ini memastikan tidak ada data fiktif maupun manipulasi.
“Proses input tidak bisa sembarangan, harus sesuai administrasi resmi. Semua itu demi menjamin transparansi dan akuntabilitas sekolah,” tambahnya.
Komitmen Transparansi dan Kualitas
Dengan adanya klarifikasi ini, pihak sekolah berharap publik dapat lebih percaya bahwa Yayasan Harapan Bakti berkomitmen pada transparansi data dan kualitas pendidikan. Surya juga menegaskan bahwa isu dugaan data fiktif yang sempat mencuat tidak berdasar, karena seluruh informasi sudah tercatat rapi di sistem nasional pendidikan.
“Kami pastikan pengelolaan sekolah selalu mengedepankan keterbukaan dan profesionalisme. Fokus kami adalah mendidik anak-anak dengan sebaik-baiknya,” pungkasnya.