Menag Nasaruddin Umar: Lindungi Anak di Era Digital, “Jangan Lihat Iblisnya, Lihat Malaikatnya

oleh -210 Dilihat
oleh
Kemenag Agama
Menteri Agama Nasaruddin Umar saat menyampaikan pesan bijak kepada para siswa tentang penggunaan gawai secara positif dalam acara penandatanganan Nota Kesepahaman PP Tunas di TMII, Jakarta Timur.

mediasulsel.id –– Jakarta,5 — Pemerintah terus memperkuat upaya perlindungan anak di dunia digital. Menteri Agama Nasaruddin Umar bersama lima menteri lainnya menandatangani Nota Kesepahaman Rencana Aksi Implementasi PP Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Pelindungan Anak (PP Tunas). Penandatanganan ini berlangsung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. 31 Juli 202

Kerja sama lintas kementerian ini melibatkan Kementerian Komunikasi dan Digital, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Fokus utamanya adalah menciptakan ruang digital yang aman, sehat, dan mendidik bagi anak-anak Indonesia.

Dalam sambutannya di hadapan para siswa madrasah dan sekolah umum, Menag Nasaruddin mengingatkan pentingnya bijak menggunakan gawai. Ia menyampaikan analogi yang mengena, “Handphone itu bisa membawa iblis, bisa juga malaikat. Gunakanlah untuk hal yang baik, belajar, dan mencari ilmu. Jangan dilihat sisi iblisnya, lihatlah sisi malaikatnya.”

Menag juga mengajak para pelajar untuk saling mengingatkan jika ada teman yang mengakses konten negatif. “Kalau ada yang buka sesuatu yang tidak pantas, bilang ya, ‘Eh, jangan buka itu, bisa merusak pikiran kita,’” pesannya.

Ia menambahkan, cara sederhana seperti membaca doa sebelum menggunakan gawai bisa menjadi bentuk penyadaran diri. “Untuk yang Muslim, bacalah Bismillahirrahmanirrahim sebelum membuka handphone. Kalau yang terbuka sisi iblisnya, cepat pindah ke sisi malaikatnya,” ujarnya, disambut tawa ringan para peserta.

Menag menegaskan bahwa teknologi sejatinya bukan lawan, melainkan alat yang bisa membawa manfaat besar jika digunakan secara bijak. Ia mencontohkan aplikasi-aplikasi edukatif, murottal, hingga pengingat waktu salat sebagai bentuk “sisi malaikat” dari dunia digital.

Menurutnya, upaya perlindungan anak harus menjadi tanggung jawab bersama. Tidak hanya pemerintah, tapi juga pendidik, tokoh agama, dan keluarga. Ia menyebut bimbingan akhlak dan nilai moral sangat penting untuk mengimbangi kemajuan teknologi.

“Semoga langkah ini membawa berkah. Kita ingin memastikan bahwa generasi muda tetap berpegang pada nilai-nilai kebaikan meski hidup di tengah derasnya arus digital,” tutup Menag.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.