mediasulsel.id – Makassar — Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin (Unhas) yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) memperkenalkan inovasi terapi kanker serviks berbasis smart pH-responsive mucoadhesive hydrogel. Tim “Cervicloves” yang diketuai Siti Nur Jannah beranggotakan Anugrah Putri Ramadhani, Miftahul Khair, dan Zahiyyah Salsabillah, dengan dosen pembimbing Afdil Viqar Viqhi, S.Si., M.Si., Apt.
Terobosan Berbasis Eugenol Cengkeh
Produk yang dikembangkan memadukan kitosan dan natrium alginat sebagai polimer mucoadhesive sekaligus peka pH, untuk menghantarkan eugenol—senyawa aktif dari ekstrak cengkeh ( Syzygium aromaticum )—langsung ke area target. Sistem ini dirancang membentuk gel pada lingkungan asam khas jaringan kanker serviks sehingga pelepasan obat lebih terarah.
“Kami memformulasikan ekstrak cengkeh dalam smart pH-responsive mucoadhesive yang membentuk gel pada pH kanker serviks,” ujar salah satu anggota tim Cervicloves.
Secara mekanistik, eugenol dikaji berpotensi meningkatkan produksi oksigen reaktif, menekan degradasi protein p53, dan memicu apoptosis sel kanker, dengan risiko kerusakan minimal pada sel normal.
Menjawab Keterbatasan Kemoterapi Konvensional
Selama ini terapi kanker serviks bertumpu pada kemoterapi berbasis platinum—seperti cisplatin atau karboplatin—yang efektif menekan proliferasi sel kanker namun kerap menimbulkan efek samping luas dan distribusi obat yang kurang spesifik. Pemberian eugenol secara oral juga menghadapi kendala bioavailabilitas karena cepat dimetabolisme. Penghantaran lokal melalui hydrogel diharapkan mengatasi hambatan tersebut.
Beban Penyakit Masih Tinggi
Kanker serviks menempati peringkat keempat kanker tersering pada perempuan dunia. WHO melaporkan sekitar 660 ribu kasus baru dan 350 ribu kematian pada 2022. Di Indonesia, kanker serviks berada di posisi kedua kasus kanker terbanyak pada 2023, dengan 36 ribu kasus baru dan sekitar 21 ribu kematian per tahun. Gejalanya antara lain nyeri panggul, perdarahan vagina tidak normal, serta nyeri saat berhubungan seksual.
Potensi HKI dan Dampak Kesehatan
Tim Cervicloves menyebut hasil risetnya memiliki potensi pendaftaran hak kekayaan intelektual (HKI). Publikasi awal di berbagai platform media sosial disebut mendapat respons positif, menandakan minat publik pada terapi inovatif yang lebih selektif dan berpotensi menekan toksisitas.
Tim berharap inovasi ini dapat menjadi kontribusi nyata dalam upaya penanggulangan kanker serviks di Indonesia, sejalan dengan target peningkatan kualitas kesehatan perempuan.