mediasulsel.id – Makassar – Proses olah tempat kejadian perkara (TKP) kebakaran Gedung DPRD Kota Makassar pada Senin (1/9/2025) diakui penuh tantangan. Luasnya area terbakar dan banyaknya kendaraan yang ikut hangus membuat tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sulsel kesulitan dalam mengidentifikasi sumber api.
Kabid Labfor Polda Sulsel, Kombes Pol Wahyu Marsudi, menjelaskan sejak pukul 09.00 WITA pihaknya bersama tim Inafis sudah melakukan observasi di lokasi kebakaran. Setidaknya ada 14 personel yang dikerahkan untuk mengumpulkan bukti serta menelusuri titik awal munculnya api.
“Sejak pagi kita sudah mulai observasi umum untuk melihat bagaimana penjelajahan api. Dari situ nanti kita kerucutkan ke titik-titik utama agar bisa mengetahui penyebabnya,” ujar Wahyu di lokasi, Senin.
Adapun kesulitan yang dialami oleh petugas dalam olah TKP dikarenakan objek yang terbakar sangat luas dan titik apa ada banyak. Belum lagi yang terbakar bukan hanya gedung, melainkan ada puluhan kendaraan baik itu mobil maupun sepeda motor.
“TKP sangat luas, gedungnya juga cukup tinggi dan banyak sekali mobil yang terbakar. Jadi tingkat kesulitan ini memang sangat susah karena banyak sumber api. Itulah yang kita mau mengerucutkan sumber api dari mana,” ungkapnya.
Ia menambahkan, harapannya proses olah TKP bisa rampung hari itu juga. Namun bila tidak selesai, akan dilanjutkan pada hari berikutnya. “TKP ini sangat luas, bukan hanya gedung tapi juga puluhan mobil dan motor yang terbakar. Jadi memang cukup sulit untuk memastikan sumber api,” tegasnya.
Dugaan Penyebab Masih Didalami
Wahyu menegaskan pihaknya masih dalam tahap observasi umum. Ketika ditanya apakah ada indikasi cairan bahan bakar yang sengaja digunakan untuk memicu api, ia menyebut tim belum sampai ke tahap pemeriksaan detail tersebut.
“Kita baru sebatas observasi. Nanti setelah mengerucut ke titik-titik api, baru bisa disimpulkan,” katanya.
Kronologi Singkat
Kebakaran Gedung DPRD Makassar terjadi Jumat malam (29/8/2025) saat ratusan massa melakukan aksi unjuk rasa di Jalan AP Pettarani. Setelah bentrokan dengan aparat, massa berpindah ke depan Gedung DPRD Makassar dan membakar kendaraan di area parkir. Api kemudian merembet dan melalap seluruh gedung.
Insiden ini menewaskan tiga orang, yaitu dua staf dewan, Muh Akbar Basri (26) dan Syahrina Wati (25), serta Plt Kasi Kesra Kecamatan Ujung Tanah, Muh Saiful Akbar (46).
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Rusdi Hartono, memastikan kasus ini akan diusut tuntas. Ia mengungkap sudah ada calon tersangka potensial. “Dalam beberapa hari ke depan, kami akan ambil langkah tegas. Pihak yang bertanggung jawab akan diproses sampai ke pengadilan,” tegasnya.
Kerugian Capai Rp 250 Miliar
Selain Gedung DPRD Kota Makassar, kerusuhan juga menyasar Gedung DPRD Sulsel, pos polisi di Jalan Sultan Alauddin dan flyover, hingga Gedung Kejati Sulsel. Total kerugian akibat kebakaran DPRD Makassar diperkirakan mencapai Rp 250 miliar, mencakup gedung utama, 67 unit mobil, dan 15 sepeda motor yang hangus terbakar.
“Kurang lebih Rp 250 miliar kerugian negara akibat tindakan masyarakat yang tidak bertanggung jawab,” tutur Irjen Rusdi.
Selain itu, seorang driver ojek online bernama Rusdamdiansyah alias Dandi (26) juga tewas dalam insiden di Jalan Urip Sumoharjo setelah diduga dikeroyok massa.(*)







