Makassar – Seorang warga Maros yang tinggal di Makassar, Putri (21), mengaku menjadi korban dugaan penipuan pinjaman online (pinjol) bermodus perjalanan wisata. Kasus ini membuatnya harus menanggung utang hingga belasan juta rupiah dan kehilangan sejumlah barang berharga.
Putri mengungkap, awal mula ia terjerat pinjol saat melihat iklan aplikasi perjalanan wisata di Instagram. Dari iklan tersebut, ia diarahkan mengunduh aplikasi bernama Innseek.
Setelah menginstal aplikasi, Putri diminta mengisi data pribadi, termasuk nomor rekening. Ia sempat curiga, namun proses itu ternyata merupakan validasi pinjol ilegal.
“Setelah data dimasukkan, ada notifikasi WA bahwa pinjaman saya disetujui Rp1,2 juta. Tapi saat dicek, yang masuk ke rekening cuma Rp700 ribu,” ujar Putri, Senin (11/8/2025).
Dalam dua bulan, tagihan pinjolnya membengkak hingga Rp10 juta. Ia mengaku rutin menerima ancaman dari pihak aplikasi yang mengancam akan menyebarkan foto, percakapan pribadi, hingga meneror semua kontak di ponselnya jika tak membayar tepat waktu.
“Uang saya sudah hampir Rp10 juta masuk ke mereka, tapi tagihan malah terus naik. Setiap 7 hari jatuh tempo, saya pasti diteror,” kata Putri.
Putri sempat melapor ke Polrestabes Makassar, namun diarahkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dari pengecekan, aplikasi Innseek dipastikan tidak terdaftar di OJK dan dilaporkan melalui situs resmi Sikapi OJK di Sipasti.go.id.
“Saya sudah cek, ternyata Innseek tidak terdaftar di OJK,” tegasnya.
Putri menuturkan, intimidasi yang ia alami membuat mentalnya terganggu. Ia juga meminta keluarga dan teman-teman untuk mengabaikan telepon penagihan yang mengatasnamakan dirinya.
Usman, ayah Putri, mengaku ikut dirugikan. Ia terpaksa menggadaikan satu unit laptop dan sepeda motor untuk membayar tagihan pinjol tersebut.
“Kami harap keluarga dan teman kalau ada telepon teror dari pinjol bawa nama anak saya, langsung blokir saja,” ujar Usman.
